Sosiologi pertanian

07.59

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Masyarakat desa dapat dipandang sebagai suatu sistem sosial. Sistem sosial adalah sesuatu yang terdiri dari unsur atau elemen yang setiap elemen saling berhubungan dan saling berinterpendensi sehingga apabila satu bagian tertentu menalami kerusakan maka bagian lain akan terganggu yang menyebabkan tidak berjalannya system tersebut.
Disamping itu masyarakat desa juga memiliki naluri “Gregariousness” yaitu suatu naluri untuk hidup bersama dengan orang lain. Manusia baik sebagai makhluk individu maupun sosial senantiasa berada suatu proses gerak sosial (social mobilty). Dengan gerak sosial, manusia dapt menempatkan diri dari suatu status ke status sosial yang lain. Perubahan sosial masyarakat adalah perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Proses ini juga menyangkut manusia, kebudayaan serta lingkungan, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosiobudayanya.
A. Maksud dan Tujuan Praktikum
Praktikum yang dilakukan merupakan salah satu pengalaman untuk mendukung kompetensi sebagai mahasiswa pertanian yang sangat berharga. Latar belakang mahasiswa yang sebagian besar bukan berasal dari lingkungan pertanian menjadikan tugas lapang ini manjadi pengalaman baru dan menarik untuk dikaji secara sosiologi. Mahasiswa dapat secara langsung berdialog dengan petani, kelompok tani maupun masyarakat, mengungkap permasalahan konkrit yang dihadapi para petani serta mencari solusi terbaik. Teori yang diperoleh selama proses pembelajaran telah cukup sebagai dasar untuk memahami dinamika masyarakat secara faktual. Mahasiswa juga dapat mengkaitkan kajian teoritik dengan fakta di lapang serta membandingkan kemudian dapat menarik benangmerah dari keduannya.
Dari hasil pengamatan di lapang serta analisis peristiwa secara diskriptif akan mahasiswa jadikan sebagai bahan guna menyusun laporan praktikum. Di samping itu dengan tugas lapang ini diharapkan mahasiswa dapat memahami gambaran masyarakat pertanian secara baik dan benar.

BAB II
KEADAAN UMUM DESA
A. Letak Desa
Praktikum yang kami laksanakan adalah di Desa Mernek, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap. Dimana diapit dan berbatasan:
Sebelah barat desa berbatasan dengan Desa Kalijaran (Kecamatan Maos),
Sebelah timur laut berbatasan dengan Desa Nusajati (Keamatan Sampang),
Sebelah Desa Sikampuh (Kecamatan Kroya),
Sebelah utaraberbatasan dengan Desa Paketingan (Kecamatan Sampang)
Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Kroya dan Kecamatan Adipala.
A. Keadaan Biogeofisika
Desa mernek memiliki iklim tropis dan berada di wilayah dataran rendah. Sebagian besar lahan yang ada di desa ini digunakan untuk lahan pertanian terutama adalah padi. Selain pertanian banyak warga yang memiliki binatang peliharaan,antara lain kerbau,bebek,bebek,ayam dll,binatang tersebut ada yang digunakan untuk membantu kegiatan pertanian dan ada juga yang diternakan.(Gambar visual terlampir).
A. Sejarah Desa
Konon, nama “mernek” menurut sesepuh desa berasal dari dua suku kata yaitu, “moro dan jenek” yang memiliki arti “moro”artinya datang, dan “jenek”artinya betah/kerasan. Jadi jika digabungkan artinya kurang lebih “setiap orang yang datang dan singgah di desa tersebut akan merasabetah/kerasan dan akan tinggal untuk waktu yang cukup lama.
Desa mernek sendiri dahulu adalah sebuah desa yang sebagian besar penduduknya adalah petani yang bertanam jeruk,bahkan jeruk yang berasal dari desa mernek sangat dikenal di luar desa mernek karena buahnya sangat manis. Namun sekarang berubah menjadi desa penghasil padi,ini dikarenakan kondisi yang sudah tidak memungkinkan (hama,penyakit dan pengairan).
Untuk sosial dan budaya masyarakat desa mernek masih ada yang terjaga dan banyak juga yang sudah terkontaminasi oleh budaya luar desa tersebut. Yang masih terlihat dan sering dilakukan adalah adanya GAPOKTAN, saling membantu pada saat panen, tasyakuran bumi, gotong royong pembuatan saluran air.
A. Penduduk
Untuk masalah kependudukan desa mernek lebih lengkap (terlampir). Penduduk desa mernek pada tahun 2008 berjumlah 5016 jiwa,dan pada tahun 2009 berjumlah 5024 jiwa (bisa berubah). Jumlah kepala keluarga tahun 2008 1114 dan pada tahun 2009 belum mengalami perubahan. Dan dari keseluruhan jumlah penduduk yang mayoritas penduduknya beragama islam(muslim) hanya ada 2 warga yang non muslim.
A. Pendidikan
Tingkat pendidikan desa mernek untuk masa sekarang sudah sangat tinggi,berbeda pada masa yang dulu yang hanya lulus Sekolah dasar maupun Madrasah. Di desa ini memiliki 4 buah Sekolah Dasar, 5 buah Lembaga Pendididkan Agama, 2 Lembaga Pendidikan lain(kursus dan sejenisnya)pada tahun 2008,sedangkan pada tahun 2009 bertambah menjadi 4 buah.
Para perangkat desa mengenyam pendidikan yang berbeda-beda,ada yanghanya lulusan SMP,SMA,dan ada juga yang sampai perguruan tinggi.
(data tingkat perkembangan pendidikan terlampir).
A. Struktur Ekonomi
Dalam bidang perekonomian, warga desa mernek sendiri banyak yang mengandalkan para tengkulak untuk menjual hasil pertanian mereka ke kota, ini dikarenakan biaya akan bertambah jika para petani menjual hasil pertanian mereka langsung ke kota,kalaupun ada hanya beberapa petani saja.
Untuk memenuhi kebutuhan keseharian warga desa,kini tidak perlu pergi ke kota, karena di desa ini sudah banyak warung-warung yang menyediakan itu semua,walaupun tidak selengkap di kota.
Selain itu desa mernek juga memiliki koperasi desa,dimana koperasi ini banyak menjual kebutuhan para petani untuk sawah mereka (pupuk,bibit,dsb).
A. Struktur Sosial
Struktur sosial di desa ini meliputi beberapa kelompok-kelompok sosial, diantaranya adalah :
1.Kelompok sosial kemasyarakatan, seperti :
FKD (Forum Kesehatan Desa)
FKPM (Forum Komunikasi Polisi Masyarakat)
KAMA NARKOBA
LKMD
KARANG TARUNA
PERSATUAN SEPAKBOLA DESA
PKK
GAPOKTAN
2.Kelompok sosial keagamaan, yaitu :
NU
MUHAMADIYAH
A. Struktur pemerintahan desa
(Terlampir)

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN MATERI PRAKTIKUM
A.Acara I : Hubungan Desa-Kota
Pengertian desa menurut Paul H. Landis dalam Soekanto (1986) adalah tempat atau wilayah yang dihuni oleh orang kurang dari 2.500 serta pergaulannya ditandai oleh sifat keakraban, keramahan yang meluas dan merupakan pusat kegiatan pertanian dalam arti luas. Pada sisi lain pengertian masyarakat kota atau industri yang dicirikan sebagai masyarakat yang orang-orangnya sangat heterogen/variatif, pegaulannya bersifat cosmopolitan atau patembayan, pusat kegiatannya pada bidang non pertanian. Dengan demikian kedua masyarakat tersebut membentuk pola hubungan, yaitu pola hubungan desa-kota. Konsep dan pengertian masyarakat dalam kajian sosiologi memiliki 4 syarat yaitu;
1.Manusia yang hidup bersama,
2.Bercampur dalam kurun waktu yang cukup lama,
3.Menyadari adanya satu kesatuan, dan
4. Membentuk system hidup bersama serta menciptakan kebudayaan. (soekanto, 1986).
Desa Mernek berhubungan dengan kota melalui berbagai jaringan, baik yang bersifat material maupun non material. Adapun gejala-gejala yang dapat mempererat hubungan Desa Mernek dengan pusat kota dapat diamati melalui berbagai aspek yaitu;
1.Masuknya ekonomi uang ke desa.
Masuknya ekonomi uang ke Desa Mernek melalui keuangan dari alokasi dana desa (ADD) dan penghasilan asli desa. Pendapatan asli desa tahun 2008-2009 adalah sebesar Rp. 538.373.000,00.
Dengan rincian sebagai berikut :
oHasil usaha desa Rp. 17.810.000,00
oHasil pengelolaan kekayaan desa Rp. 471.800.000,00
oHasil swadaya dan partisipasi Rp. 48.763.000,00
oHasil gotong-royong dan lain-lain pendapatan asli desa yang sah Rp. 0.
2.Pemasaran hasil-hasil pertanian ke kota.
Dahulu di Desa Mernek pemasaran hasil-hasil pertanian ke kota yang paling terkenal adalah pemasaran jeruk keproknya. Tetapi pada tahun sekarang hanya padi saja yang dipasarkan ke Kota. Dan pemasaran hasil pertanian tersebut dijual melalui tengkulak yang datang sendiri ke Petani pada saat panen raya.
3.Masuknya barang konsumsi ke desa.
Untuk setiap permintaan barang konsumsi dari kota ke desa biasanya Desa Mernek harus mengajukan proposal terlebih dahulu agar dari pihak pemerintah kota dapat menyediakan kebutuhan konsumsi yang diperlukan oleh masyarakat desa.
4.Tertariknya tenaga kerja dari desa ke kota.
Masyarakat Desa Mernek pada umumnya lebih tertarik untuk bekerja ke kota bahkan mencari pekerjaan hingga ke luar negri. Hal ini disebabkan karena UMR (Upah minimum Regional) lebih tinggi dan lebih menggiurkan dibanding dengan hanya bekerja di desa asalnya yang pada umumnya sebagai petani dan bekerjanya tidak tetap atau musiman saja.
5.Menyekolahkan anak-anak ke kota
Mayoritas masyarakat Desa Mernek menyekolahkan anak-anaknya ke kota dibandingkan di desanya sendiri karena orang tua ingin anak-anaknya lebih maju dibandingkan orang tuanya dan mempunyai wawasan pergaulan yang luas sehingga dapat memberi pengaruh positif terhadap desa tempat tinggal mereka.
6.Pembentukan organisasi modern di desa.
Organisasi di Desa Mernek sudah modern hal ini dibuktikan dengan adanya alat komunikasi yang modern seperti; HP yang hampir setiap warga memiliki dan dari semua kalangan umur, computer yang telah diberikan oleh pemerintah desa untuk masing-masing organisasi desa walaupun baru hanya sebagian besar saja (belum semua organisasi).
Organisasi-organisasi yang sudah terbentuk di Desa Mernek yaitu; organisasi agama yang terdiri dari NU dan Muhammadiyah, FKPM ( Forum Komunikasi Polisi Masyarakat), KamaNarkoba, LKMD, FKD, dan Karangtaruna.
7.Bertambahnya jaringan komunikasi masa.
Sebelum adanya alat komunikasi modern seperti telepon,SMS ( short message service), dan internet. Masyarakat desa masih kesulitan dalam berkomunikasi karena pada awalnya masyarakat hanya menyampaikan informasidari mulut kemulut saja dan dengan seadanya orang yang tidak seluas dan seefisien jaringan komunikasi masa yang modern.
8.Masuknya teknologi pertanian ke desa.
Sekarang masyarakat Desa Mernek seluruhnya sudah memakai teknologi pertanian modern seperti traktor, dan teknologi tradisional sudah di tinggal sejak lama. Hal ini dipengaruhi oleh adanya perubahan jaman yang semakin maju dan modern. Dan masyarakat sudah mulai sadar bahwa teknologi modern lebih efektif waktu dan efisien tenaga kerja.

B.Acara II : Bentuk-bentuk Kerjasama
Bentuk-bentuk kerjasama dalam masyarakat pertanian merupakan salah satu manifestasi dari proses social yang terjadi. Secara umum proses social dapat di kelompokan menjadi dua yaitu, proses yang sifatnya asosiatif dan proses disosiatif. Proses asosiatif dalah proses social yang umumnya di kehendaki oleh masyarakat, sebab proses ini member implikasi yang sifatnya positif bagi kemajuan masyarakat. Sedangkan proses dissosiatif biasanya dihindari oleh masyarakat karena mengarah pada kepada perpecahan, bahkan dapat membawa kehancuran/kemunduran masyarakat. Dan yang digunakan oleh masyarakat desa mernek adalah proses asosiatif. Diskripsi mengenai bentuk-bentuk kerjasama dalam bidang pertanian di desa mernek salah satunya adalah, gotong royong dalam mengendalikan hama, memperbaiki jalan, pembuatan rumah, sambatan,dll. Ini semua bertujuan untuk :
Mempermudah pekerjaan
Memupuk rasa solidaritas
Mempercepat pekerjaan
Dan dipegang teguh bersama

C.Acara III : Mobilitas Sosial
Pada hakekatnya manusia sebagai makhluk individu dan sosial senantiasa berada dalam suatu proses gerak sosial (social mobility) yang dimana gerak sosial yang berjalan di desa mernek adalah sistem terbuka (open class societies). Masyarakat lebih sering terbuka akan hal - hal baru yang masuk dalam daerah tersebut. Tapi masih tetap memilih hal-hal mana yang bisa diterima oleh norma –norma yang berlaku dalam masyarakat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas sosial dalam masyarakat desa mernek adalah tingkat jabatan individu itu sendiri yang awalnya menjadi faktor utama mobilitas sosial, karena biasanya seseorang yang memiliki jabatan itu terpilih karena keaktivannya dalam kegiatan yang ada dimasyarakat. Sehingga orang tersebut ditunjuk untuk menjabat menjadi anggota maupun ketua organisasi tersebut. Mulai dari banyak yang mengenal orang tersebut hingga orang tersebut menjadi percaya diri dan merasa mampu untuk menjabat yang lebih tinggi. Lain lagi dengan pemilihan kepala desa yang dipilih langsung oleh warga. Dan keaktivan mereka tentu saja dipengaruhi dari segi material yang berlebih dan berlatar belakang memiliki pendidikan yang cukup dan pekerjaan yang layak. Meski kadang pendidikan itu tidak begitu terlalu berpengaruh sehingga orang-orang yang memiliki jabatanlah yang lebih sering dihormati.
Dengan adanya keterangan diatas telah cukup mampu menjelaskan bahwa mobilitas yang terjadi didesa mernek adalah mobilitas yang cenderung keatas dan bawah (vertioal mobility). Dimana semakin orang memiliki jabatan yang lebih tinggi pasti tingkat kepercayaan, kehormatan dan pendapatan akan meningkat dan mampu merubah tingkat sosial suatu individu. Akibatnya cenderung terjadi kecemburuan sosial karena mulai banyak orang yang ingin mendapat jabatan tinggi agar dapat dihormati oleh masyarakat lainnya. Sehingga kebutuhan meningkat karena jabatan yang meningkat.
Mobilitas sosial juga berpengaruh bagi pemuda desa hal ini disebabkan karena para pemuda berusaha merubah tingkat sosial mereka yang awalnya ekonomi rendah mampu meningkatkan tingkat sosialnya menjadi ekonomi menengah. Tapi hal ini menyebabkan peralihan pekerjaan yang biasanya dalam musim sawah para pemuda membantu petani lain disawah. Dan untuk sawah di desa mernek dalam 1 tahun mampu panen sebanyak 2 kali dan melakukan perawatan dengan penyemprotan pestisida adalah 4 kali dalam 1 kali penggarapan sawah.
Tapi sebagian besar pemuda yang ada didesa sudah mulai beralih dari sektor pertanian (onfarm) kesektor lainnya dan wanita lebih memilih untuk pergi keluar negri. Hal ini dikarenakan tingkat Upah Minimum Regional (UMR) lebih mahal di daerah perkotaan besar, sehingga menyebabkanbanyak pemuda yang pindah kekotameski biaya hidup disana lebih mahal setidaknya masih mampu mencukupi. Sedangkan pekerjaan didesa tergantung musim sehingga jika pada saat paceklik banyak pemuda yang menganggur. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya sistem komuting di desa mernek. Untuk sistem komuting sendiri, didesa mernek sudah berjalan lama. Biasanya adalah orang-orang yang bekerja di kantor, pertokoan dan dinas pemerintahan kota.
Desa mernek merupakan desa yang diapit oleh 3 kecamatan yaitu : kec. Sampang, kec. Kroya, dan kec. Adipala. Meski begitu jarak desa kekota adalah 28 km, hal ini juga yang menyebabkan adanya komuting di desa.

D.Acara IV : Masuknya Teknologi Baru Ke Desa
Sumber atau teknologi baru bidang pertanian adalah kota (masyarakat industri), misalnya ditemukannya bibit unggul,mekanisasi, pupuk, dst berasal dari sebuah research di lembaga pendidikan atau perusahaan di kota. Masuknya teknologi baru bidang pertanian ke desa mernek sebagian besar berasal atau dibawa oleh pemerintah melalui penyuluhan-penyuluhan.
Masyarakat desa Mernek menerima masuknya teknologi berdasarkan atas pertimbangan dan tujuan :
• Mempermudah proses pertanian dalam jangka menengah
• Meningkatkan hasil produksi jangka panjang
• Efisiensi waktu
• Efisiensi biaya
Respon atau kesediaan masyarakat dalam menerima teknologi baru tersebut pada awalnya enggan dan ragu, namun karena penyuluhan dari pemerintah yangdapat meyakinkan masyarakat desa, akhirnyaebagian besarpara petani memberikan respon positifdan mau mencoba.
Teknologi yang masuk ke desa Mernek antara lain adalah:
1. Bibit padi :
•Ciherang
•IR 64
•Logawa/HT
1. Bibit unggul :
•Hibrida
•Arias
1. Insektisida :
•Spontan
•Legend
•Manufer
•Prefaton
•Firtako
•Fasta
•Furadan
1. Cara menanam :
•Pembenihan
•Cara tanama (80% Legowo)
1. Alat pertanian :
•Traktor
Masuk tahun 1982, swadaya dari pengusaha traktor milik pribadi.
•Penggaru
•Penggunaan pupuk
80% organik , 20% anorganik
Jenis : urea, SP-36, TSP.
Teknologi baru yang masuk ke desa Mernek ini sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, ikatan tradisi, budaya, serta orientasi petani dalam bertani.
Seiring dengn berjalannya waktu teknologi baru juga bias berarti menambah fungsi-fungsi kelompok masyarakat yang telah ada (GAPOKTAN).

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari praktikum yang kelompok kami lakukan di desa Mernek, Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap, dapat diambil kesimpulan bahwa :
Perkembangan sebuah desa sangat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dari masyarakat desa.
Kemajuan jaman turut andil dalam kehidupan masyarakat desa, baik dalam bidang pertanian, kebudayaan, maupun kemasyarakatan.
Kebudayaan dari sebuah desa tidak akan hilang begitu saja, namun hanya ada beberapa yang tercampur dengan kebudayaan dari luar desa.
A. Saran
Walaupun jaman sudah semakin maju dengan pesat, masyarakat desa tidak boleh meninggalkan atau bahkan melupakan kebudayaan desanya. Karena alangkah baiknya jika kemajuan jaman disatukan dengan kebudayaan desa setempat,maka akan menjadi sebuah desa yang maju dan masyarakat menjadi sejahtera.

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images