Laporan Lengkap avertebrata

06.53

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Porifera merupakan salah satu phylum dari kingdom animalia yang sangat primitif yang hidup di alam. Kata Porifera berasal dari bahasa Latin, porus yang berarti lubang kecil atau pori dan ferre yang berarti mempunyai. Jadi, Porifera dapat diartikan hewan yang memiliki pori pada struktur tubuhnya.
Porifera berkembangbiak secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan secara aseksual yaitu dengan pembentukan tunas (budding). Tunas atau budding yang dihasilkan tersebut kemudian memisahkan diri dari induknya dan hidup sebagai individu baru, atau tetap menempel pada induknya sehingga menambah jumlah bagian-bagian dari kelompok porifera. Sedangkan perkembangbiakan secara seksual terjadi dengan cara peleburan antara sel telur dan spermatozoid, dan menghasilkan zigot dan selanjutnya berkembang menjadi larva berflagel, larva tersebut dapat berenang dan keluar melalui osculum. Bila menemukan tempat yang sesuai, larva akan tumbuh dan berkembang menjadi porifera baru.
Secara morfologi dan anatomi porifera mempunyai beberapa bagian dari tubuhnya, bagian-bagian tubuh dari porifera tersebut antara lain osculum, spongosel, pori dan bagian-bagian lainnya. Untuk lebih mengetahui dan memahami tentang bentuk dan struktur tubuh porifera, maka dilakukanlah praktikum ini.
1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui filum Porifera secara morfologi dan anatomi serta dapat mengamati dan mengkalsifikasi filum Porifera.
Sedangkan manfaat yang dapat diambil dari prakikum ini adalah sebagai bahan masukan untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan serta jenis-jenis mengenai filum Porifera.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi
Spongilla sp. oleh Rohana (2003) diklasifikaikan sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Porifera
Kelas : Demospongiae
Ordo : Dictioceractida
Famili : Dicticeractidaceae
Genus : Spongilla
Species : Spongilla sp
2.2 Morfologi dan Anatomi

Gambar 1. Morfologi Sepon (Spongilla sp) (Wikipedia, 2009)
Sepon dapat berbentuk sederhana seperti tabung dengan dinding tipis seperti yang dijumpai pada marga Leucosolenia, atau massif bentuknya dan agak tidak teratur. Banyak sepon juga terdiri dari segumpal jaringan yang tak tentu bentuknya, membuat kerak pada batu, cangkang, tonggak, atau tumbuh-tumbuhan dan pada benda-benda inilah mereka menempel. Kelompok sepon lain mempunyai bentuk lebih teratur dan melekat pada dasar perairan melalui sekumpulan spikula. Bentuk-bentuk yang dimiliki oleh sepon dapat agak beragam, namun tetap (Romimohtarto, 2001).
Ukuran tubuh porifera sangat bervariasi, dari sebesar kacang polong sampai setinggi 90 cm dan lebar 1m. Bentuk sepon bermacam-macam, beberapa simestris radial, tetapi kebanyakan berbentuk irregular dengan pola bervariasi. Pada permukaan tubuh terdapat lubang-lubang atau pori-pori (asal nama porifera), yang merupakan air masuk ke spongocoel, untuk akhirnya keluar melalui osculum (Aslan, dkk. 2009).
2.3 Habitat dan Penyebaran
Porifera hidup secara heterotrof. Makananya adalah bakteri dan plankton. Makanan yang masuk kedalam tubuhnya berbentuk cairan. Pencernaan dilakukan secara intraseluler di dalam koanosit dan amoebosit. Habitat porifera umumnya di laut, mulai dari tepi pantai hingga laut dengan kedalaman 5 km. Sekitar 150 jenis porifera hidup di ait tawar, misalnya Haliciona dari kelas Demospongia. Porifera yang telah dewasa tidak dapat berpindah tempat (sesil), hidupnya menempel pada batu atau benda lainya di dasar laut. Karena porifera yang bercirikan tidak dapat berpindah tempat, kadang porifera dianggap sebagai tumbuhan (Guru Nge-blok, 2009)
2.4 Reproduksi dan Daur Hidup
Porifera melakukan reproduksi secara aseksual maupun seksual. Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan tunas dan gemmule. Gemmule disebut juga tunas internal. Gemmule dihasilkan hanya menjelang musim dingin di dalam tubuh porifera yang hidup di air tawar. Porifera dapat membentuk individu baru dengan regenerasi. Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan gamet (antara sperma dan ovum). Ovum dan sperma dihasilkan oleh koanosit. Sebagian besar Porifera menghasilkan ovum dan juga sperma pada individu yang sama sehingga porifera bersifat Hemafrodit (Guru Nge-blok, 2009).
Porifera mempunyai kemampuan melakukan regenerasi yang tinggi. Bagian ubu spons yang terpotong atau rusak, akan mengalami regenerasi menjadi utuh kembali. Kemampuan melakukan regenerasi ada batasnya, misalnya potongan spons leuconoid harus lebih besar dari 0,4 mm dan mempunyai beberapa sel choanocyte supaya mampu melakukan regenerasi menjadi spons baru yang kecil (Suwignyo, 2005).
2.5 Makanan dan Kebiasaan Makan
Sepon adalah pemakan menyarig (filter feeder). Ia memperoleh makanan dalam bentuk partikel organic renik, hidup atau tidak, seperti bakteri, mikroalga dan detritus, yang masuk melalui pori-pori arus masuk yang erbuka dalam air, dan dibawa ke dalam rongga lambung atau ruang-ruang bercambuk. Arus air yang masuk melalui sistem saluran dari sepon diciptakan oleh cambuk koanosit yang memukul-mukul terus-menerus. Koanosit juga mencernakan partikel makanan, baik di sebelah maupun di dalam sel leher (Romimohtarto, 2001).
2.6 Nilai Ekonomis
Beberapa jenis Porifera seperti Spongia dan Hippospongia dapat digunakan sebagai spons mandi. Zat kimia yang dikeluarkannya memiliki potensi sebagai obat penyakit kanker dan penyakit lainnya (Wikipedia, 2009).
Beberapa jenis sepon air laut seperti sepon jari berwarna oranye, Axinella canabina, diperdagangkan untuk menghias akuarium air laut, adakalanya diekspor ke Singapura dan Eropa (Aslan, dkk. 2009).

III. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 3 November tahun 2009, pukul 10.00 – 12.30 WITA dan bertempat di Laboratorium C Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Haluoleo Kendari.
3.2 Alat dan Bahan
Alat beserta kegunaannya yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 1. Alat Beserta Kegunaanya yang Digunakan pada Praktikum Filum Porifera
No Nama Alat Kegunaan
1.
2.
3.
4.
5. Baki
Pisau Bedah
Alkohol 70%
Alat tulis
Toples Untuk meletakkan organism yang akan diamati
Untuk membedah organism yang diamati
Untuk mengawetkan bahan pengamatan
Untuk mencatat dan menggambar hasil pengamatan
Untuk menyimpan bahan pengamatan yang diambil dari laut
Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Spon (Spongilla sp.).
3.3 Prosedur Kerja
Langkah-langkah kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pengamatan pada organisme yang telah diambil dari perairan
2. Meletakkan orgaisme pada baki kemudian mengidentifikasi bagian-bagian organism tersebut.
3. Menggambar bentuk secara morfologi dan anatomi pada bagian-bagian organisme yang telah diidentifikasi dan diberi keterangan pada buku gambar.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Berikut ini adalah gambar dari hasil pengamatan mengenai porifera (spong)
Keterangan :
1. Osculum
2. Spongocoel
3. Holoflast
4. spicula
Gambar 2. Morfologi Sepon (Spongilla sp.) (a. Sepon utuh, b. Irisan melintang Sepon)
4.2 Pembahasan
Porifera merupakan golongan hewan bersel banyak (metazoa) yang sangat primitif (sederhana). Sebagian besar hewan ini hidup di laut dangkal sampai pada kedalaman 3,5 meter. Porifera mempuyai bentuk tubuh menyerupai piala atau vas bunga dan hidup melekat pada dasar perairan (sessile). Tubuh porifera terdiri dari dua lapisan sel (diploblastik) dengan lapisan luar (epidermis) tersusun atas sel-sel berbentuk pipih yang disebut pinakosit. Sedangkan pada bagian dalam tersusun atas sel-el berleher dan berflagel disebut koanosit dan berfungsi untuk mencernakan makanan. Diantara epidermis dan koanosit terdapat lapisan tengah berupa bahan kental yang disebut mesoglea atau mesenkim.
Makanan Porifera berupa partikel zat organik atau makhluk hidup kecil yang masuk bersama air melalui pori-pori tubuhnya. Makanan akan ditangkap oleh flagel pada koanosit. Selanjutnya makanan dicerna di dalam koanosit. Dengan demikian pencernaannya secara intraselluler. Setelah dicerna, zat makanan diedarkan oleh sel-sel amubosit ke sel-sel lainnya. Sedangkan zat sisa makanan dikeluarkan melalui oskulum bersama sirkulasi air.
Pada pengamatan yang dilakukan terhadap porifera (sepon), bagian-bagian dari tubuhnya diketahui dan diidentifikasi setelah memperhatikan dan mengamati secara seksama. Bagian-bagian tubuh porifera yang diamati tersebut yaitu lubang-lubang kecil pada permukaan tubuhnya (pori), lubang atau rongga dalam tubuhnya (spongocoel), spikula, dan saluran pengeluaran (oskulum).
Lubang-lubang kecil atau pori yang terdapat pada permukaan tubuh porifera merupakan bagian yang berfungsi sebagai jalan masuk air dan partikel makanan yang bersama dengan masuknya air kedalam tubuh porifera. Didalam tubuh porifera terdapat rongga yang disebut spongosoel yang berfungsi sebagai saluran dalam proses sirkulasi air. Pada bagian ini terdapat sel koanosit yang berfungsi untuk menangkap makanan dengan menggunakan flagelnya yang masuk kedalam tubuh porifera melalui pori-pori permukaan tubuhnya yang masuk bersama dengan aliran air. Makanan yang ditangkap oleh flagel dari sel koanosit selanjutnya akan dicerna oleh sel tersebut dan sisa pencernaannya akan dikeluarkan dari dalam tubuh porifera melalui oskulum. Oskulum merupakan lubang yang terdapat di permukaan tubuh porifera yang berfungsi sebagai saluran pengeluaran dari sisa pencernaan dan saluran keluar dari sirkulasi air.
Reproduksi pada porifera terjadi melalui dua cara yaitu secara aseksual dan dengan cara seksual. Reproduksi aseksual dilakukan dengan cara pembentukan tunas (budding). Sedangkan reproduksi secara seksual dilakukan dengan cara peleburan sel kelamin jantan (sperma) dan sel telur (ovum). Dan sebagian besar hewan Porifera bersifat Hermafrodit, yaitu dalam satu individu mampu menghasilkan sperma dan sel telur sekaligus.
Beberapa jenis sepon misalnya sepon jari berwarna oranye dapat diperdagangkan untuk menghias akuarium air laut. Adapula jenis sepon yang dapat langsung dimanfaatkan oleh manusia, misalnya Hippospongia yakni dapat dipergunakan sebagai spons mandi.
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil pengamatan yang dilakukan dan pembahasan di atas adalah sebagai berikut :
1. Filum Porifera merupakan golongan hewan bersel banyak (metazoa) yang sangat primitif.
2. Porifera mempunyai beberapa bagian tubuh yang penting seperti pori, spongocoel, holofast, spicula, dan koanosit
3. Porifera termasuk diplobastik yang terdiri atas lapisan luar (epidermis) dan lapisan dalam, dan di antara kedua lapisan tersebut terdapat bahan kental yang disebut mesoglea.
5.2 Saran
Saran yang ingin saya ajukan pada praktikum ini adalah untuk mencegah dan mengurangi pembusukan yang terjadi pada organisme yang diamati, maka sebaiknya pengawetan pada organisme tersebut dilakukan dengan lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
Aslan, dkk. 2009. Penuntun Praktikum Avertebrata Air. Universitas Haluoelo. Kendari
http://maritimku.blogspot.com/2009/03/klasifikasi-porifera.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Porifera
http://maritimku.blogspot.com/2009/03/tipe-tubuh-porifera.html
http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/10/mengenal-seluk-beluk-phylum-porifera/
Romimoharto, Kasijan dan Juwana, Sri. 2001. Biologi Laut. Djambatan. Jakarta.
Rohana, S. 2003. Biologi Umum. Yushis Tira. Jakarta.
Suwignyo, S. 2005. Avertebrata Air. Penebar Swadaya. Jakarta.

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images