Laporan klimatologi

18.05

I. PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Klimatologi merupakan ilmu tentang atmosfer. Mirip dengan meteorologi, tapi berbeda dalam kajiannya, meteorologi lebih mengkaji proses di atmosfer sedangkan klimatologi pada hasil akhir dari proses2 atmosfer.
Klimatologi berasal dari bahasa Yunani Klima dan Logos yang masing2 berarti kemiringan (slope) yg di arahkan ke Lintang tempat sedangkan Logos sendiri berarti Ilmu. Jadi definisi Klimatologi adalah ilmu yang mencari gambaran dan penjelasan sifat iklim, mengapa iklim di berbagai tempat di bumi berbeda , dan bagaimana kaitan antara iklim dan dengan aktivitas manusia. Karena klimatologi memerlukan interpretasi dari data2 yang banyak dehingga memerlukan statistik dalam pengerjaannya, orang2 sering juga mengatakan klimatologi sebagai meteorologi statistik (Tjasyono, 2004)
Iklim merupakan salah satu faktor pembatas dalam proses pertumbuhan dan produksi tanaman. Jenis2 dan sifat2 iklim bisa menentukkan jenis2 tanaman yg tumbuh pada suatu daerah serta produksinya. Oleh karena itu kajian klimatologi dalam bidang pertanian sangat diperlukan. Seiring dengan dengan semakin berkembangnya isu pemanasan global dan akibatnya pada perubahan iklim, membuat sektor pertanian begitu terpukul. Tidak teraturnya perilaku iklim dan perubahan awal musim dan akhir musim seperti musim kemarau dan musim hujan membuat para petani begitu susah untuk merencanakan masa tanam dan masa panen. Untuk daerah tropis seperti indonesia, hujan merupakan faktor pembatas penting dalam pertumbuhan dan produksi tanaman pertanian. Selain hujan, unsur iklim lain yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalah suhu, angin, kelembaban dan sinar matahari.
Maka dari itu kami melakukan praktek lapang agar mengetahui secara langsung keadaan iklim yang ada disekitar kita dan mahasiswa juga dapat mengetahui secara langsung cuaca yang ada disekitar tersebut.
1.2Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum mata kuliah klimatologi ini adalah untuk mengetahui keadaan suhu rata rata, kelembaban laju evaporasi, kecepatan angin, dan intesitas penyinaran yang terjadi pada suatu daerah. Sedangkan kegunaan dari praktikum mata kuliah klimatologi ini untuk mengetahui bagaiman mendapatkan perubahan suhu, kelembaban laju evaporasi, kecepatan angin, dan intensitas penyinaran suatu benda.



II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Thermometer
Thermometer adalah alat untuk mengukur suhu.thermometer analog bias juga disebut sebagai thermometer manual, karena cara pembacaanya masi manual. Pengunaan air raksa sebagai bahan utama thermometer karena koefisien mulai air raksa terbilang konstan hingga perubahan volume akibat kenaikan atau penurunan suhu hampir selalu sama. Namun ada juga beberapa thermometer yang  mengandung alcohol dengan tambahan pewarna merah. Thermometer ini lebih mudah dibaca. Jenis khusus thermometer air raksa, disebut thermometer maksimum, bekerja dengan adanya katup pada leher tabung dekat bolham.saat suhu naik, air raksa didorong  keatas melalui katup oleh gaya pemuaian.saat suhu turun air raksa tertahan pada katup dan tidak dapat kembali keboleham membuat air raksa tetap di dalam tabung. Pembaca kemudian dapat membaca temperature maksimum selama yang ditentukan. Untuk  mengembalikan fungsinya, thermometer harus diayunkan dengan keras. Thermometer ini mirip desain thermometer  medis. Air raksa akan membeku pada suhu -38,83  0C ( -37,89  0F) dan hanya dapat digunakan pada suhu diatasnya. Air raksa tidak seperti air, tidak mengembang saat membeku sehingga tidak memecahkan tabung kaca, membuatnya sulit mengamati ketika membeku. Jika thermometer mengandung  nitrogen, gas  mungkin mengalir turun kedalam kolam dan terjebak disana  ketika temperature naik.  Jika ini terjadi thermometer tidak dapat digunakn  hingga kembali kekondisi awal.
Untuk menghindarinya, thermometer air raksa sebaiknya dimasukkan ke dalam tempat yang hangat saat temperature di bawah -37 0C (-34,6 0F). Pada area dimana suhu maksimum tidak di harapkan naik ke atas -38,83 0C (-37,89 0F) thermometer yang memakai campuran air raksa dan thallium mungkin bias dipakai. Thermometer ini mempunyai titik beku of -61,1 0C (- 78 0F) (Anonim, 2006).
Thermometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur temperature. Thermometer harus dipasang secara mendatar dilapangan terbuka. Satuan meterologi dari thermometer adalah derajat celcius (0C), Reamur (0R) dan Fahrenheit (0F). Umumnya thermometer diisi air raksa atau alcohol. Pemasangan dilakukan dengan menggunakan ala kayu atau besi sebagai penahan. Pada siang hari, thermometer harus diikat untuk menghindar sinar matahari langsung. Pada petang hari, thermometer dapat juga diberi pelindung  atau dengan menempelkannya di dinding bangunan. Thermometer bekerja dengan cara yang sederhana. Bila udara panas, maka air raksa dalam thermometer akan mengambang. Temperature pada thermometer diukur dengan skala temperature yang berimpit dengan letak permukaan air raksa (Anonim, 2008).
Psikrometer  standar adalah alat pengukur kelembapan  udara terdiri dari dua thermometer bola basah dan bola kering. Pembasah thermometer bola basah harus di jaga agar jangan sampai kotor. Gantilah kain pembasah bila kotor atau daya airnya telah berkurang. Dua minggu atau sebulan sekali perlu diganti, tergantung cepatnya kotor. Musim kemarau pambasah cepat sekali kotor olah debu. Air pembasah harus bersih dan jernih. Pakailah air bebas ion atau aquades. Air banyak mengandung miniral akan mengakibatkan mineral akan mengakibatkan terjadinya endapan garam pada thermometer bola basah dan mengganggu pengukuran.
Waktu pembacaan terlebih dahulu bacalah thermometer bola kering kemudian thermometer bola basah. Suhu udara yang ditunjukan thermometer bola kering lebih mudah berubah dari pada thermometer bola basah. Semua alat pengukur kelembapan udara ditaruh dalam sangkar cuaca terlindung dari rediasi surya langsung atau radiasi bumi (Anonim, 2009).
Suhu seringakali juga diartikan sebagai energi kinetis rata-rata suatu benda. Satuan untuk suhu adalah derajat suhu yang umunya dinyatakan dengan satuan derajat Celsius (0C) disamping tiga system skala lain, yaitu satuan Fahrenheit (F), satuan Reamur (R), dan Satuan Kelvin (K). Alat yang digunakan untuk mengukur temperature dikenal dengan nama thermometer. Berdasarkan prinsip fisiknya, thermometer dapat digolongkan kedalam kedalam empat macam thermometer berdasakan prinsip permuaian, thermometer berdasarkan prinsip arus lisrtik, thermometer berdasarkan perubahan panjang gelombang cahaya yang dipancarkan oleh suatu permukaan bersuhu tinggi. (Anonim, 2007).
2.2 Anemometer
Anemometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur arah dan kecepatan angin. Satuan meteorology dari kecepatan angin adalah Knots Skala Beaufort. Sedangkan satuam meteorologi dari arah angin adalah 00 – 3600 dan arah mata angin. Anemometer harus ditempatkan di daerah terbuka. Pada saat tertiup angin, baling-baling yang terdapat pada anemometer akan bergerak sesuai arah angin.
         Di dalam anemometer terdapat alat pencacah yang akan menghitung kecepatan angin. Hasil yang diperoleh alat pencacah dicatat, kemudian dicocokkan dengan skala Beaufort. Selain menggunakan anemometer, untuk mengetahui arah mata angin, kita dapat menggunakan bendera angin. Anak panah pada baling-baling bendera angin akan menunjukkan kearah mana angin bertiup. Cara lain dengan membuat kantong angin dan diletakkan di tempat terbuka (Anonim, 2007).
2.3   Campbell Stoke 
         Campbell Stoke adalah alat yang digunakan untuk mengukur intensitas dan lama penyinaran matahari. Satuan dari intensitas dan lama penyinaran matahari adalah persen. Campbell Stoke dilengkapi dengan kartu khusus. Kartu ini adalah kartu yang berperan sebagai pencatat data. Kartu Campbell Stoke ini dipasang di bawah lensa pada alat, kemudian diletakkan di tempat terbuka. Pencatat waktu pada kartu akan mencatat bekas bakaran kartu. Bagian yang hangus itulah yang menunjukkan intensitas sinar cahaya matahari selama satu hari. Bekas bagian hangus yang berwarna coklat, dicocokkan oleh satuan waktu dan lama penyinaran. Lamanya penyinaran yang diukur adalah penyinaran terus-menerus dan penyinaran yang tertutup awan (Anonim, 2008).
         Secara khusus Campbell Stoke dipergunakan untuk mengukur waktu dan lama matahari bersinar dalam satu hari dimana alat tersebut dipasang. Campbell Stoke terdiri dari beberapa bagian yaitu Bola kaca pejal umumnya berdiameter 96 mm. Plat logam berbentuk mangkuk, sisi bagian dalamnya bercelah-celah sebagai tempat kartu pencatat dan penyangga tempat bola kaca pejal dilengkapi skala dalam derajat yang sesuai dengan derajat lintang bumi. Bagian pendiri (stand), bagian dasar terbuat dari logam yang dapat di –leveling. Kertas pias terdiri dari 3 (tiga) jenis menurut letak matahari.
         Prinsip kerja Sinar matahari yang datang menuju permukaan bumi, khususnya yang tepat jatuh pada sekeliling permukaan bola kaca pejal akan difokuskan ke atas permukaan kertas pias yang telah dimasukan kecelah mangkuk dan meninggalkan jejak bakar sesuai posisi matahari saat itu.
         Jumlah komulatif dari jejak titik bakar inilah  yang disebut sebagai lamanya matahari bersinar dalam satu hari (satuan jam/menit) (Anonim, 2009).
2.4   Higrometer
         Higrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kelembaban udara. Satuan meterologi dari kelembaban udara adalah persen. Alat ini menggunakan rambut manusia, karena perubahan panjang rambut mudah diukur. Higrometer yang akan digunakan di pasang dalam sangkar Stevenson.
         Higrometer terdapat dua skala, yang satu menunjukkan kelembaban yang satu menunjukkan temperatur. Cara penggunaannya dengan meletakkan di tempat yang akan diukur kelembabannya, kemudian tunggu dan bacalah skalanya, skala kelembaban biasanya ditandai dengan huruf h dan kalau suhu dengan derajat celcius.
         Ada bentuk higrometer lama yakni berbentuk bundar atau berupa thermometer yang dipasang di dinding. Cara membacanya juga sama, bisa dilihat pada raksanya di termometer satu yang untuk mengukur kelembaban dan satu lagi yang mengukur suhu, yang bundar yaitu bacaan skalanya. Perlu diperhatikan pada saat pengukuran dengan higrometer selama pembacaan haruslah diberi aliran udara yang berhembus kearah alat tersebut, ini dapat dilakukan dengan mengipasi alat tersebut dengan secarik kertas atau kipas. Sedangkan pada slink, alatnya harus diputar. Kalibrasi sebuah sistem kalibrasi higrometer telah dirancang dan dibuat dalam rangka peningkatan kemampuan kalibrasi higrometer untuk menghasilkan sebuah sistem kalibrasi yang dapat memberikan kemampuan ukur terbaik di bawah 2,5% (Anonim, 2009).


III.  METODE PRAKTEK
3.1   Waktu dan Tempat
         Waktu pelaksanaan praktikum Klimatologi dilaksanakan pada hari sabtu, 21 Januari 2012, dimulai dari pukul 12.00 WITA dengan sampai selesai. Bertempat di dusun Maponu Desa Bambaira Kecamatan Pasang Kayu Kabupaten Mamuju Utara Sulawesi Barat.
3.2   Alat dan Bahan
         Alat-alat yang digunakan adalah Anemometer, Campbell Stoke, Kertas Bias, Termometer, Higrometer, Meteran, Pengukur Waktu(jam), dan Pipa Paralon. Sedangkan bahan yang digunakan adalah Tali Rafia, Benang, dan Air.
3.3   Cara Kerja
         Menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang tersedia. Untuk pengukuran suhu, membuat lubang sedalam ± 20 cm, kemudian menanamkan pipa paralon ke dalam tanah sedalam 30 cm, setelah itu memasukkan termometer ke dalam pipa tersebut dengan menggunakan benang. Untuk pengukuran kelembaban : menyiapkan payung dan tali raffia, kemudian kayu sepanjang 2 meter, kemudian mengikat alat pengukur kecepatan angin pada kayu tersebut (anemometer). Untuk intesitas penyinaran : menyiapkan alat pengukur intesitas penyinaran/cahaya (Campbell Stock), lalu mencari arah posisi matahari pada saat itu, selanjutnya meletakan kertas bias pada alat tersebut. Setelah semua alat terpasang pada tempatnya, langkah selanjutnya adalah mengukur dan mencatat perubahan yang terjadi pada setiap jam.  

  
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Pengukuran Kelembaban
Dalam melakukan pengukuran terhadap kelembaban udara, data yang didapatkan dilapangan adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil pengukuran kelembaban tertutup
                  No.
                                  Waktu Pengukuran
Pengukuran ( 0C )
Kelembaban (Rh%)
Bola Basa
Bola Kering
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

12.00 WITA
12.15 WITA
12.30 WITA
12.45 WITA
13.00 WITA
13.15 WITA
13.30 WITA
13.45 WITA
14.00 WITA
14.15 WITA
14.30 WITA
14.45 WITA
15.00 WITA

300C
29 0C
290C
290C
290C
310C
320C
290C
290C
290C
290C
300C
300C
250C
25 0C
260C
250C
250C
250C
250C
250C
300C
250C
250C
250C
25 0C

65 %
71 %
78%
71%
71%
60%
55%
71%
60%
71%
71%
65%
65%






Grafik 1. Pengamatan pada kelembaban  tertutup

Tabel 2. Hasil pengamatan kelembaban terbuka
                  No.
                                  Waktu Pengukuran
Pengukuran ( 0C )
Kelembaban (Rh%)
Bola Basa
Bola Kering
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

12.00 WITA
12.15 WITA
12.30 WITA
12.45 WITA
13.00 WITA
13.15 WITA
13.30 WITA
13.45 WITA
14.00 WITA
14.15 WITA
14.30 WITA
14.45 WITA
15.00 WITA

290C
280C
280C
280C
28%
300C
300C
290C
290C
310C
300C
280C
280C

300C
300C
300C
290C
300C
320C
320C
320C
320C
320C
320C
320C
330C

92%
85%
85%
92%
85%
86%
86%
79%
79%
93%
86%
67%
67%



Grafik 2 Pengamatan  Pada Kelembaban Terbuka
4.1.2 Kecepatan Angin
Data pengamatan dan pengukuran yang di dapatkan dari pengukuran  kecepatan angin  adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Hasil Pengamatan Kecepatan Angin
N0
Waktu Pengamatan
Kecepatan Angin
Selisih
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

12.00 WITA
12.15 WITA
12.30 WITA
12.45 WITA
13.00 WITA
13.15 WITA
13.30 WITA
13.45 WITA
14.00 WITA
14.15 WITA
14.30 WITA
14.45 WITA
15.00 WITA

142682
142723
142764
142805
142640
142607
142576
142555
142528
142501
142481
142469
142451
16,8
16,4
16,4
16,4
13,2
11,2
9,6
10,8
7,2
7,6
4,8
7,2
4,4


4.2   Pembahasan
4.2.1  Kelembaban
Pada data yang didapatkan dari hasil pengamatan dan pengukuran terhadap kelembaban uadara yang tertutup yaitu didapatkan hasil bahwa pada pukul 12.00 Wita kelembaban udara berkisar 65%, pada pukul 12.15 Wita 71%, pada pukul 12.30 Wita 78%, pada pukul 12.45 Wita 71%, pada pukul 13.00 Wita 71%, pada pukul 13.15 Wita 60%, pada pukul 13.30 wita 55%, pada pukul 13.45 Wita 71%, pada pukul 14.00 Wita 60%, pada pukul 14.15 Wita 71%, pada pukul 14.30 Wita 71%, pada pukul 14.45 Wita 65%, pada pukul 12300 Wita 65%.
Pada data yang didapatkan dari hasil pengamatan dan pengukuran terhadap kelembaban udara yang terbuka yaitu didapatkan hasil bahwa pada pukul 12.00 Wita kelembaban udara berkisar 92%, pada pukul 12.15 Wita 85%, pada pukul 12.30 Wita 85%, pada pukul 12.45 Wita 92%, pada pukul 13.00 Wita 85%, pada pukul 13.15 Wita 86%, pada pukul 13.30 wita 86%, pada pukul 13.45 Wita 79%, pada pukul 14.00 Wita 79%, pada pukul 14.15 Wita 93%, pada pukul 14.30 Wita 86, pada pukul 14.45 Wita 67%, pada pukul 15.00 Wita 67%.
Dari data diatas dapat dinyatakan bahwa secara umum kondisi kelembaban menurun seiring dengan bertambahnya waktu, hal ini disebabkan pada waktu-waktu tersebut kondisi suhu udara meningkat. Hal ini mendasari suatu teori yang menyatakan bahwa suhu berbanding terbalik dengan kelembaban udara. Jika suhu tinggi maka kelembaban udara akan rendah, sebaliknya jika suhu rendah maka kelembaban akan meninggi.
Kelembaban udara adalah kondisi kandungan uap air diudara. Berkaitan dengan hal tersebut, maka kelembaban udara dapat dinyatakan dalam kelembaban mutlak, kelembaban spesifik, kelembaban relative, dan tekanan uap air. Kemampuan udara menampung uap air dipengaruhi oleh suhu dan terdapat korelasi positif antara suhu udara dan kemampian udara mengandung uap air (IPTEKNet@,2007).
4.2.2  Kecepatan Angin
Dari data pengamatan yang dilakukan diperoleh bahwa kecepatan angin selisih kecepatan angin yang diperoleh pada pukul 12.00 Wita dengan 12.15 Wita adalah 41, selisih antara pukul 12.15 dengan 12.30 wita adalah 41, selisih antara pukul 12.30 Wita dengan 12.45 wita adalah 41, selisih antara pukul 12.45 Wita dengan pukul 13.00 Wita adalah 165, selisih antara pukul 13.00 Wita dengan 13.15        adalah 33, selisih antara pukul 13.15 dengan pukul 13.30 Wita adalah 31, selisih antara pukul 13.30 dengan pukul 13.45 Wita adalah 21, selisih antara pukul 13.45 Wita dengan pukul 14.00 Wita adalah 27, selisih antara pukul 14.00 dengan pukul 14.15 Wita adalah 27, selisih antara pukul 14.15 Wita dengan pukul 14.30 Wita adalah 20, selisih antara pukul 14.30 dengan pukul 14.45 adalah 12, selisih antara pukul 14.45 Wita dengan pukul 13.00 Wita adalah 18.




Jadi Selisih diatas diperoleh dari nilai yang doitunjukkan oleh alat pengukur kecepatan angin (Anemometer). Jadi, kecepatan angin pada pukul 12.00 Wita adalah 41 m/jam, pukul 14.00 Wita adalah 27 m/jam, dan 15.00 Wita adalah    18 m/jam. Angin adalah udara yang bergerak secara horizontal. Terjadinya angin dipengaruhi oleh dua gaya, yaitu gaya primer dan gaya sekunder. Gaya primer yaitu gaya gradien tekanan (pressure gradient force), sedangkan gaya sekunder dipengaruhi oleh gaya corriolis, gaya sentrifugal, dan gaya gesekan                     (Anonim, 2007).






V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Jadi kesimpulan yang berdasarkan hasil praktek lapang  oseanografi maka dapat disimpulakan sebagai berikut : 
1.      Salinitas Empang yang ada Maponu Desa Bambaira Kecamatan Pasang Kayu Kabupaten Mamuju Utara Sulawesi Barat yaitu  45 ppm.
2.      Kelembaban adalah jumlah kandungan air udara. Kelembaban berbanding terbalik dengan suhu, suhu tinggi maka kelembaban akan rendah, sebaliknya jika suhu rendah maka kelembaban akan meninggi. Kelembaban pada daerah terbuka lebih kecil dibandingkan dengan kelembaban yang ada di daerah tertutup.
3.      Angin adalah pergerakan udara (relative terhadap permukaan bumi) yang arahnya horizontal. Angin dapat dinyatakan dalam kecepatan dan arah angin, kecepatan angin dinyatakan dalam satuan meter/detik, kilometer/jam, atau dalam mil.

5.2 Saran
Saran saya untuk praktek selanjutnya Semoga dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan waktu pelaksaan prakeknya dapat dilakukan selama 24 jam, sehingga data yang didapatkan lebih akurat dan lebih jelas. 

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images